Ilmuan Badan Antariksa AS NASA mengatakan wahana Phoenix Mars tak lagi mengirimkan data ke bumi alias mati karena kekurangan sinar matahari sebagai sumber utama pembangkit listrik. Misi selama lima bulan dan berhasil mengumpulkan banyak data ilmiah mengenai planet merah akhirnya dinyatakan berakhir. Phoenix Mars sebenarnya beroperasi dua bulan lebih lama dari rencana yang disusun. Menurut Barry Goldstein, manajer proyek Phoenix, seluruh komunikasi wahana dengan bumi terputus total sejak 2 November. "Kami menyatakan operasi sudah berakhir", ucapnya di Jet Propulsion Laboratory NASA, Pasadena California, Selasa (11/11) kemarin.
Badan Antariksa tetap akan memantau dengan seksama jikalau Phoenix bisa aktif lagi dengan sendiri dan menelepon rumah. Namun, ilmuan mengatakan skenario tersebut tampaknya sulit bisa terjadi mengingat kondisi cuaca Mars tidak mendukung. Misi Phoenix berakhir sesuai prediksi karena menurunnya tingkat cahaya matahari dan temperatur mendingin. Hal ini berarti panel-panel surya wahana tak lagi bisa memberi pasokan listrik untuk men-charge.
Pergerakan Mars membuat siang hari semakin pendek dan malam lebih panjang. Selain itu wahana menerima sedikit cahaya karena langit planet merah banyak debu dan berawan. Menurut ilmuan, musim panas bagian utara Mars berubah menjadi musim gugur. Mengingat misi Phoenix sudah berakhir, namun ilmuan Program Eksplorasi Mars NASA mengatakan sangat senang dengan kinerja wahana. Analisis dari sekian banyak data yang dikirim baru saja dimulai.
Phoenix memberikan beberapa kejutan. Saya percaya bisa mengungkap misteri dalam beberapa tahun mendatang", tandas Phoenix Principal Investigator Peter Smith dari Universitas Arizona di Tucson. Phoenix memberikan verifikasi jika ada air beku di arktik Mars. Orbiter Mars Odyssey adalah yang pertama mendeteksi keberadaan es di kutub utara pada 2002.tag
Badan Antariksa tetap akan memantau dengan seksama jikalau Phoenix bisa aktif lagi dengan sendiri dan menelepon rumah. Namun, ilmuan mengatakan skenario tersebut tampaknya sulit bisa terjadi mengingat kondisi cuaca Mars tidak mendukung. Misi Phoenix berakhir sesuai prediksi karena menurunnya tingkat cahaya matahari dan temperatur mendingin. Hal ini berarti panel-panel surya wahana tak lagi bisa memberi pasokan listrik untuk men-charge.
Pergerakan Mars membuat siang hari semakin pendek dan malam lebih panjang. Selain itu wahana menerima sedikit cahaya karena langit planet merah banyak debu dan berawan. Menurut ilmuan, musim panas bagian utara Mars berubah menjadi musim gugur. Mengingat misi Phoenix sudah berakhir, namun ilmuan Program Eksplorasi Mars NASA mengatakan sangat senang dengan kinerja wahana. Analisis dari sekian banyak data yang dikirim baru saja dimulai.
Phoenix memberikan beberapa kejutan. Saya percaya bisa mengungkap misteri dalam beberapa tahun mendatang", tandas Phoenix Principal Investigator Peter Smith dari Universitas Arizona di Tucson. Phoenix memberikan verifikasi jika ada air beku di arktik Mars. Orbiter Mars Odyssey adalah yang pertama mendeteksi keberadaan es di kutub utara pada 2002.tag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar